"Hubungan ilmu dan agama, baik dalam ranah ontologis, epistemologis maupun aksiologis selalu menyisakan persolan yang tidak pernah selesai dibicarakan"
Buku ini berusaha menjawab hubungan ilmu dan agama melalui pendekatan filosofis, karena menurut pendapat [penulis buku ini, filsafatlah yang secara netral dan proporsional dapat menjembatani sekaligus mempertemukan dua domain ini. Buku ini akan menjawab dua pertanyaan pokok: 1). Bagaimana konsep hubungan ilmu dan agama ini dibicarakan secar5a akademik, dan 2). bagaimana ahkikat integrasi ilmu dan agama baik dalam ranah ontologis, epistemologis dan aksiologis.
Dalam mengekplorasi hubungan ilmu dan agama ini, penulis menggunakan pandangan-pandangan seorang pemikir Islam kelahiran Persia, Yaitu Mulla Sadra (1572-1641).
pemikiran Mulla Sadra, sebagai bagian dari fragmentasi perkembangan pemikiran Islam, secara cerdas dan jernih menempatkan kedudukan ilmu dan agama pada posisi yang sangat harmonis. Tidak salah tentunya apabila ada ungkapan bahwa kemajuan pemikiran Islam terjadi manakala agama secara mutualis menjadi bagian tak terpisahkan dari perkembangan ilmu. Agama bukan perkembangan ilmu sebagaimana terjadi di Barat tetapi justru merupakan pendorong sekaligus ruh bagi karakteristik keilmuan Islam.
ILMU DAN AGAMA SALING SAPA:
Ilmu dan Agama, tidak ada yang dapat diperbandingkan satu dengan yang lain dan keduanya tidak dapat ditempatkan pada posisi bersaing atau konflik.
Ilmu dan Agama, tidak ada yang dapat diperbandingkan satu dengan yang lain dan keduanya tidak dapat ditempatkan pada posisi bersaing atau konflik.
Pendukung pendekatan ini menekankan bahwa permainan yang dimainkan ilmu menguji dunia natural, sedangkan permainan agama ialah mengungkapkan makna melampaui dunia nautral. Ilmu memusatkan perhatian bagaimana segala sesuatu terjadi di alam ini, sedangkan agama pada mengapa sesuatu itu terjadi dan ada (eksis). Ilmu berurusan dengan sebab-sebab, sedangkan agama makna. Ilmu berurusan dengan berbagai masalah yang dapat dipecahkan, sedangkan agama berurusan dengan misteri yang tidak mudah dipecahkan. Ilmu berusaha menjawab berbagai persoalan menyangkut cara kerja alam, sedangkan agama berurusan dengan landasan akhir alam. Ilmu memberi perhatian kepada kebenaran partikular sedang agama tertarik untuk menjelaskan kebenaran universal.
Ilmu dan agama mempunyai bahasa sendiri karena melayani fungsi yang berbeda dalam kehidupan manusia, agama berurusan dengan nilai dan makna tertinggi, sedangkan ilmu menelusuri cara benda-benda dan berurusan dengan fakta obyektif, agama rentan dengan perubahan karena sifatnya yang deduktif, sedangkan ilmu setiap saat bisa berubah karena sifatnya yang lebih induktif. Ilmu dan agama adalah dua domain independen yang dapat hidup bersama sepanjang mempertahankan "jarak aman" satu sama lain. Ilmu dan agama berada pada posisi sejajar dan tidak saling mengintervensi satu dengan yang lain.
KACAMATA PANDANG MULLA SADRA:
Dalam menyelami antara ilmu dan agama, membedakan dalam dua ranah pencermatan, pertama dilihat dari sisi wacana akademik, dan sisi lainnya dari hakikat hubungan.
[Wacana Akademik]
Dalam wacana akademik secara umum, hubungan ilmu dan agama dapat dibedakan dalam empat tipologi yaitu konflik, independen, dialog dan integrasi. Dalam tipologi konflik digambarkan bahwa oilmu dan agama sebagai dua entitas yang tidak dapat dipertemukan bahkan saling berlawanan. Kebenaran ilmu menegasikan kebenaran agama, demikian pula sebaliknya. Dalam tipologi independensi digambarkan bahwa ilmu dan agama meskipun tidak dapat dipertemukannamun keduanya tidak saling berlawanan. Tipologi ini dipandang sebagai tipologi yang cukup aman, karena masing-masing menghormati otoritas kebenaran masing-masing, sehingga tidak terjadi konflik. Namun, bagi ilmuwan yang religius, tipe ini membingungkan dan menimbulkan keputusasaan karena dalam saat yang sama ia harus menerima dua kebenaran yang berbeda/berlawanan, yaitu kebenran ilmiah yang dipahami akal dan kebenaran agama yang dipahami oleh iman.Dalam tipologi dialog digambarkan bahwa ilmu dan agama memiliki bahasa metode dan ukuran kebenaran yang masing-masing berbeda, namun tidak saling berlawanan bahkan saling mengisi dan menjelaskan satu sama lain.
REFLEKSI MULLA SADRA( KONSEP INTEGRASI ILMU DAN AGAMA)
Dalam merefleksikan integrasi ilmu dan agama, Mulla Sadra menggunakan pendekatan Otologis, Epistemologis dan Axiologis.
Konsep Ontologis:
Konsep Epistemologis
Konsep Exiologis [Belum tuntas]
Data buku
JUDUL:Integrasi Ilmu dan Agama Perspektif Filsafat Mulla Sadra
PENULIS: DR.Arqom Kuswanjono
PENERBIT: Badan Penerbit Filsafat UGM d/a Gedung Unit C, Fakultas Filsafat, Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Jl. Olahraga Bulaksumu Yogyakart. Telp. 0274-901193. E-mail: BPFU@Filsafat.ugm.ac.id Dan Penerbit Lima d/a RT08/40 KD II Jaranan, Bangun Tapan Bantul, Yogyakarta 55981 Telpon +628121588233 E-mail: Lima_bookmaker@yahoo.co.id
ISBN: 978-979-25-3687-4
TEBAL: vii + 184.
[]
CETAKAN: I Januari 2010