Penemuan dua tengkorak yang hampir utuh ini, telah memberi kita sebuah jendela ke dalam bagaimana Homo sapiens berevolusi di Asia lebih dari 100.000 tahun yang lalu. Tengkorak yang dijuluki sebagai Xuchang 1 dan 2 ini, memiliki bentuk yang berbeda tidak seperti apa pun yang terlihat sebelumnya dalam catatan fosil. Ahli paleoantropologi Dr. Wu Xiu-Jie dan rekan-rekannya mengatakan mereka telah menemukan sebuah fosil manusia purba di mana fitur Neanderthal yang jelas bercampur dengan orang-orang dari manusia modern.
Baca Juga:
- Robot Bio-hybrid Bisa Tumbuhkan Organ Tubuh Manusia
- Sel Tubuh Berjuang Untuk Tetap Hidup Setelah Kematian
- Hati-Hati, Tinta Tato Mengandung Bahan Berbahaya
Zhan-Yang Li, rekan Wu di Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi (IVPP) di Beijing, menemukan fragmen rusak dari dua tengkorak ini di Lingjing, yaitu sebuah desa di Henan, Cina. Selama periode Pleistocene ketika manusia ini hidup, daerah itu penuh dengan megafauna yang sekarang punah seperti Bos (aurochs, atau sapi liar), Megaloceros (rusa besar), dan Coelodonta (badak), serta rusa dan kuda. Tulang dari hewan-hewan ini ditemukan bersamaan dengan penemuan tengkorak Xuchang 1 dan 2, juga alat-alat batu yang terbuat dari kuarsa. Tampaknya Xuchang 1 dan 2 berada diantara pemburu sukses yang kaya makanan untuk makan.
Menurut peneliti lain, ada juga kemungkinan bahwa tengkorak itu bisa jadi bukti dari keberadaan Denisovans, yaitu nenek moyang manusia lain yang sulit dipahami dan hidup antara 50.000 dan 100.000 tahun yang lalu. Satu-satunya cara untuk benar-benar mengidentifikasi hominin denisova adalah dengan DNA. Namun, IVPP paleogeneticist Qiaomei Fu mengatakan ia mencoba untuk mengekstrak DNA dari tiga potong fosil Xuchang tetapi tidak berhasil.
"Ini adalah penemuan yang sangat menarik," kata ahli Neanderthal, Katerina Harvati. "Terutama karena catatan fosil manusia dari Asia timur bukan hanya bentuk fragmen sepotong-sepotong tetapi juga sulit untuk menentukan usianya."
Penemuan seperti ini sangat jarang terjadi, yang membuktikan masih ada begitu banyak kesenjangan dalam pengetahuan kita tentang bagaimana nenek moyang kita, setelah muncul dari Afrika, kemudian menyebar ke seluruh dunia.
Ada juga beberapa spesies manusia paling awal yang saat ini bahkan tidak kita ketahui apa-apa tentang mereka sama sekali.
"Cina telah menulis ulang kisah evolusi manusia," kata ahli paleoantropologi, Maria Martinon-Torres dari University College London. "Saya menemukan ini sangat menarik!"
Waktu mungkin akan mengatakan, jika para ilmuwan dapat melakukan analisis laboratorium yang sukses.
"Sayangnya, bagaimanapun, tidak mungkin untuk menyimpulkan morfologi tengkorak dari DNA purba langsung," kata Philipp Gunz, seorang antropolog evolusi di Max Planck Institute di Leipzig. "Karena itu saya berharap bahwa penelitian masa depan akan dapat mengekstrak DNA kuno dari spesimen tersebut atau serupa."
(arstechnica, cas)