Pada tanggal 3 Desember 1926, Agatha Christie, yang berusia 36 tahun saat itu, meninggalkan rumahnya di Sunningdale dan melaju ke arah Surrey. Mobilnya ditemukan keesokan paginya dalam keadaan ditinggalkan dengan SIM-nya di dalam.
Baca Juga:
- Ditemukan Sistem Tata Surya yang Mirip Dengan Tata Surya Kita
- Harta Karun Koin Emas Ditemukan Dalam Piano
- Robot Bio-Hybrid Bisa Tumbuhkan Organ Tubuh Manusia
Hilangnya dia segera menjadi berita utama dan pemburuan nasional dilakukan dengan melibatkan lebih dari 1.000 petugas polisi dan 15.000 relawan yang menjelajahi negara itu hingga tempat tinggalnya.
Dia ditemukan hidup-hidup dan sehat setelah 11 hari di sebuah hotel di Harrogate. Dia kemudian bersikeras bahwa dia menderita akibat amnesia dan tidak dapat mengingat apa yang telah terjadi padanya.
Namun sekarang, lebih dari 90 tahun kemudian, penulis biografi Andrew Wilson percaya bahwa pada akhirnya dia bisa mengungkap misteri apa yang telah dilakukan oleh Agatha Christie selama hari-hari yang hilang itu.
Dalam buku barunya yang berjudul “A Talent for Murder”, dia menguraikan keyakinannya bahwa Agatha Christie benar-benar pergi dengan maksud untuk mengambil nyawanya sendiri. Setelah diatasi oleh kepercayaan Kristennya bahwa bunuh diri adalah sebuah dosa, dia merasa sangat malu sehingga dia memutuskan untuk menyalahkan penghilangannya pada kehilangan ingatannya.
"Setelah kematian ibunya, dia mengalami depresi yang dalam oleh permulaan sejumlah masalah pribadi lainnya, yang tidak ingin saya masukkan lagi, masalah yang sekarang kami ketahui melibatkan suaminya," tulis Wilson.
"Dia menderita insomnia, dia makan lebih sedikit, dan dia merasa bingung, kesepian dan sangat tidak bahagia." sambungnya.