Spesimen yang pulih dari deposit fosil di Cina, menunjukkan indikasi yang jelas dari spesies ini yang sedang hamil, dimana janin Dinocephalosaurus ini terlihat jauh lebih kecil. Janin tersebut memiliki ukuran sekitar sepersepuluh dari ukuran ibunya, dan ternyata memiliki identik anatomi serta meringkuk dalam posisi janin.
Baca Juga:
- Makhluk Kecil ini Adalah Nenek Moyang Manusia Tertua?
- Jejak Gulungan Teks Kuno Laut Mati Ditemukan di Gua Baru
- Heboh, ditemukan Ponsel Kuno Berusia 800 Tahun?
"Posisi leher dari kerangka embrio yang terlihat maju menunjukkan bahwa kerangka tersebut bukanlah makhluk yang dimangsa oleh si ibunya, tapi itu adalah embrio," tulis para peneliti. "Ini adalah bukti pertama spesies 'melahirkan' dalam kelompok hewan yang sebelumnya tercatat sebagai hewan 'bertelur' secara eksklusif."
Dinocephalosaurus itu sendiri adalah predator laut yang berleher panjang yang memiliki ukuran hingga 13 kaki panjangnya.
"Ia adalah pemakan ikan, menjulurkan leher panjangnya dari sisi ke sisi untuk merebut mangsanya," kata peneliti studi utama, Jun Liu. "Melihat bentuknya secara kasar, ia terlihat seperti Nessie yang legendaris."
Evolusi Reptil
Dinocephalosaurus adalah archosauromorph (dalam bahasa Yunani berarti "kadal yang berkuasa"), spesies kerabat dari kelompok yang mencakup buaya, pterosaurus dan dinosaurus, termasuk burung. Penemuan baru ini mendorong kembali bukti biologi reproduksi dalam kelompok Archosauromorpha 50 juta tahun yang lalu, kata Liu.
Selain itu, penemuan ini memecahkan misteri tentang kelompok hewan 'bertelur' di sebagian archosauromorphs. Sebelumnya, peneliti tidak yakin apakah archosauromorphs memiliki hambatan genetik atau perkembangan sehingga mencegah mereka untuk 'melahirkan', tapi sekarang mereka tahu tidak ada penghalang apapun, sebagian besar archosauromorph hanya berkembang untuk bertelur, sambung Liu.
Temuan ini merupakan yang "paling luar biasa", dan menunjukkan bagaimana "evolusi tidak pernah benar-benar mencapai solusi optimal," kata Kenneth Lacovara, seorang profesor paleontologi dan dekan Sekolah Bumi dan Lingkungan Hidup di Rowan University di New Jersey, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. "Ini memperoleh solusi terbaik berdasarkan situasi saat ini."
Temuan ini menunjukkan bahwa "bertelur dalam kelompok yang mencakup buaya untuk burung tidak defisit alam mereka," kata Lacovara. "Ini tampaknya menjadi kekuatan. Alternatif adalah mungkin, tapi itu tidak untuk dipilih."
Selain itu, fosil juga menunjukkan bahwa "Dinocephalosaurus menentukan jenis kelamin bayi secara genetik," kata Liu. "Ini adalah penemuan penting mengingat bahwa kerabat terdekatnya yang masih ada [hidup], yaitu kura-kura dan buaya, menentukan jenis kelamin anak mereka dengan suhu lingkungan."
Hewan melahirkan (dikenal sebagai viviparity) telah berevolusi secara independen setidaknya 115 kali dalam kadal hidup dan ular, dan setidaknya sekali dalam nenek moyang mamalia, kata para peneliti. Namun, Dinocephalosaurus hampir satu-satunya reptil laut kuno yang melahirkan.
Studi baru ini diterbitkan online pada tanggal 14 Februari di jurnal Nature Communications. Ini benar-benar penemuan yang telah merubah banyak hal tentang evolusi.