Putri duyung di Jepang, lebih dikenal sebagai ningyo, terlihat tidak seperti yang digambarkan dalam film ataupun dongeng. Bahkan jauh dari keindahan, seperti berambut pirang glamor yang dilukiskan dalam Ariel di Disney 'The Little Mermaid', namun penghuni mitologis ini lebih mirip seperti ikan daripada seorang wanita.
Baca Juga:
- Uni Emirat Arab Akan Membangun Kota di Mars Tahun 2117
- Makhluk Kecil ini Adalah Nenek Moyang Manusia Tertua?
- Misteri Lingkaran Peri di Namibia Terpecahkan
Menurut laporan, sisa-sisa kerangka salah satu makhluk ini sebenarnya dapat ditemukan dipajang di kuil Ryuguji di kota Fukuoka. Spesimen diduga berasal dari abad ke-13 dan ditemukan setelah terdampar di Hakata Bay di pulau Kyushu Jepang.
Menurut legenda, pada tanggal 14 April, 1222, putri duyung terdampar di Hakata Bay, di pulau Kyushu Jepang. Setelah dukun menyatakan putri duyung pertanda baik bagi bangsa ini, tulangnya itu kemudian dimakamkan di kuil Ukimido, yang biasa orang menyebutnya Ryugu-jo, dalam cerita rakyat Jepang diterjemahkan sebagai istana bawah dewa naga.
Menurut nelayan dan pelaut Jepang, banyak yang percaya bahwa apa mereka sebut putri duyung, atau ningyo, sebenarnya adalah Dugong. Dugong adalah mamalia laut besar yang hidup di perairan pantai yang hangat; mereka menyerupai manatee (atau Lembu laut). Mereka umumnya melakukan perjalanan sendiri atau berpasangan dan dapat bertahan dalam air selama enam menit pada suatu waktu.
Selama periode Edo, tepatnya antara tahun 1772 dan 1781, tulang-tulang putri duyung dipindahkan dari tempat peristirahatan mereka, dan pengunjung ke kuil mampu untuk mengambil bagian dari air di mana tulang putri duyung tersebut telah direndam. Pada saat itu, orang-orang mengklaim bahwa berendam dalam air bekas tulang putri duyung tersebut bisa melindungi mereka dari wabah.
Saat ini, hanya ada enam dari tulang yang masih ada, namun masih belum jelas milik spesies siapa sebenarnya. Tulang tersebut terawat baik dan terlihat halus mengkilap.
Ketika ditanya, apakah tulang sebenarnya asli milik putri duyung, Yoshihito Wakai, wakil direktur Aquarium Toba mengatakan, "Saya tidak bisa mengatakan apa-apa secara definitif. Saya pikir lebih baik untuk tetap menjaga legenda."